Perbedaan BIOS dan UEFI

Untuk informasi lebih lengkap mengenai booting, sistem operasi dan pembahasan yang lebih tinggi, silahkan cek di OSDev

BIOS

tampilan bios
gambar tampilan bios

BIOS adalah singkatan dari Basic Input/Output System, firmware yang diperlukan pada saat prosedur booting dilakukan.

Ia disimpan di EPROM (Erasable Programmable Read-Only Memory), memungkinkan pabrikan untuk melakukan pembaruan dengan mudah.

BIOS menyediakan banyak fungsi pembantu yang memungkinkan user membaca sektor boot dari penyimpanan yang terpasang dan menampilkannya di layar.

Pengguna dapat mengakses BIOS selama fase awal prosedur awal boot dengan menekan Ddel, F2 atau F10.

UEFI

tampilan uefi
gambar tampilan uefi

UEFI adalah singkatan dari Unified Extensible Firmware Interface. Ia melakukan pekerjaan yang sama seperti BIOS, tetapi dengan satu perbedaan mendasar: UEFI menyimpan semua data tentang inisialisasi dan startup dalam file .efi, bukan di firmware.

File .efi ini disimpan di partisi khusus bernama EFI System Partition (ESP) di hard disk. Partisi ESP juga berisi bootloader.

UEFI dirancang untuk mengatasi banyak keterbatasan BIOS lama, misalnya:

  1. UEFI mendukung ukuran drive hingga 9 zettabyte, sedangkan BIOS hanya mendukung 2,2 terabyte.
  2. UEFI menyediakan waktu booting yang lebih cepat.
  3. UEFI memiliki dukungan driver diskrit, sementara BIOS memiliki dukungan drive yang tersimpan di ROM-nya, jadi memperbarui firmware BIOS agak sulit.
  4. UEFI menawarkan keamanan seperti “Safe Boot”, mencegah komputer melakukan booting dari aplikasi yang mencurigakan
  5. UEFI berjalan dalam mode 32bit atau 64bit, sedangkan BIOS berjalan dalam mode 16bit. Jadi UEFI mampu menyediakan GUI (navigasi dengan mouse) sebagai lawan dari BIOS yang memungkinkan navigasi hanya menggunakan keyboard.

Meskipun semua komputer modern dilengkapi dengan UEFI secara default, masih banyak orang yang memilih BIOS, terutama masalah tampilan yang lebih mudah dimengerti.